Jakarta, Sayangi.com - "Surprise," ucap singkat
Koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi (PMK) Sosiawan Leak, usai diskusi dan
peluncuran buku "Puisi Menolak Korupsi" edisi 2a dan 2b, di
Auditorium Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jum'at (27/9).
Pernyataan Koordinator Gerakan
PMK itu dibenarkan penyair lainnya. "Sambutan KPK luar biasa," ulas
Wage Teguh Wijono, penyair Purwokerto yang menghidupi keluarganya dengan
menjadi tukang sol sepatu keliling.
Memang, empat komisioner KPK,
masing-masing Abraham Samad, Busyro Muqoddas dan Zulkarnaen sore itu tampak
duduk di panggung depan. Sedangkan Bambang Widjojanto, komisioner KPK lainnya,
tampak duduk-duduk di belakang bersama penyair Jose Rizal Manua dan para musisi
dari Komunitas Sastra Kalimalang.
Acara yang juga menghadirkan
penyair senior Taufiq Ismail dan Eka Budianta selaku penelaah itu dipandu
langsung oleh Juru Bicara KPK Johan Budi, berlangsung dalam suasana yang kocak
dan segar.
"Saya akan membacakan puisi
dari Bambang, tapi ini Bambang yang lain, bukan Bambang Widjojanto, kalau
Bambang Widjojanto urusannya sprindik," celetuk Busyro saat didaulat
membaca puisi.
Acara peluncuran buku ini, ucap Ketua KPK Abraham Samad, sekaligus menandai
hadirya klub baca KPK. "Jangan remehkan kekuatan kata-kata. Bung Karno
memerdekakan Indonesia
juga menggunakan kekuatan kata-kata, begitu juga Napoleon Bonaparte saat
menakhlukkan Eropa," timpal Juru Bicara KPK Johan Budi.
Taufiq Ismail mengaku belum sempat membaca semuanya. Namun dia terkesan
dengan karya Suyitno Ethex, penyair asal Mojokerto yang mengaku bingung setiap
ditanya oleh anaknya, apa itu korupsi. "Kalau Suyitno Ethex bingung
ditanyai anak, kalau saya bingung ditanyai cucu," ucap Penyair Angkatan '66
itu.
Eka Budiatna pun mengaku merasa surprise, karya yang sebelumnya dikira hanya
sumpah serapah ternyata, meskipun diakuinya ada yang belum pantas disebut
puisi, banyak juga yang imajinatif. Namun secara umum, penyair yang terbilang
senior ini menyambut baik lahirnya Gerakan Puisi Melawan Korupsi.
Antologi PMK yang diterbitkan Forum Sastra Surakarta memang sudah terbit dua
edisi. Edisi 1 terbit bulan Mei. Dan Edisi 2, karena melibatkan 197 penyair,
jelas Sosiawan Leak, maka PMK edisi II dibagi dalam edisi 2a dan edisi 2b.
"Terbitnya bareng, bulan September ini mas," tandas Sosiawan.
Dalam kata pengantar buku PMK edisi 2a dan 2b, Komisioner KPK Bambang
Widjojanto menyambut baik terbitnya buku ini. "Para
penyair dengan kekuatan pena, kata dan kalimatisasinya dapat melakukan
sentuhan, hentakan dan "tikaman" atas kesadaran personal dan sosial
masyarakat agar kekuasaan tidak ngapusi, korupsi dan mengurusi dirinya sendiri
saja," tandas Bambang. (MARD) Sumber dari : Grup PMK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar